NASKAH DRAMA SEJARAH
"Peristiwa Perobekan Bendera di Hotel Yamato"
1.
Sulfiani
2.
Nur
Fauza
3.
Nunuk
Kasmawati
4.
Mikel
5.
Nurhidayah
6.
Mita
Adhelia
7.
Nur
Isra
8.
Zulfaidah
Judul : Peristiwa Pengrobekan
Bendera di Hotel Yamato
Narator : Nurhidayah
Tokoh : 1. Zulfaidah sebagai
Tentara 1
2. Nur Fauza sebagai
Tentara 2
3.
Mikel sebagai Sudirman
4. Sulfiani sebagai Hariyono
5. Mita
Adhel sebagai Ploegman
6. Nunuk sebagai Sidik
7. Nur Isra sebagai pemuda 1
Ketika
Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan, 17 Agustus 1945, rakyat Indonesia merayakan
dengan suka cita. Di Surabaya, menandai kemerdekaan itu arek-arek Suroboyo satu
persatu menancapkan tiang, mengibarkan bendera merah putih di berbagai sudut
kota. Pengibaran itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi karena penjajahan
Jepang belum sama sekali hilang. Namun, setelah munculnya maklumat pemerintah
(31 Agustus 1945) yang menetapkan mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang
Merah Putih dikibarkan terus di seluruh Indonesia, gerakan pengibaran bendera
makin meluas ke segenap pelosok kota. Di berbagai tempat strategis dan
tempat-tempat lainnya, susul menyusul bendera dikibarkan.
Sementara
itu18 September pukul 21.00 WIB
sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr W.V.Ch Ploegman Bersiap-siap
untuk mengibarkan bendera Belanda dengan warna merah-putih-biru
Ploegman : bagaimana persiapan pengibaran
benderanya?
Tentara 1 : Lapor pak,
kita sudah akan memulai pengibaran dipuncak
tertinggi di hotel yamoto ini.
Ploegman :
baiklah laksanakan sebaik mungkin.
Tentara 2 : Siap pak!!
Ploegman : Selanjutnya tugas kita untuk melucuti tentara
Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara
Jepang ke negerinya. Namun selain itu, akan kita bawa kembali negeri ini
menjadi jajahan Hindia Belanda
(Kemudian
bendera Belanda dengan warna merah-putih-biru pun selesai dikibarkan)
Keesokan
harinya (19 September 1945) ketika arek Surabaya melihatnya, seketika meledak
amarahnya.
Pemuda 1 :
Lihat bendera Belanda yang berkibar itu (sambil menunjuk bendera Belanda)
Pemuda 2 : mereka
datang dengan maksud ingin menjajah kita lagi.
Pemuda 1 :
Sebaiknya kita beritahu yang lain
Begitu
kabar tersebut tersebar di seluruh kota Surabaya, sebentar saja Jl Tunjungan
dibanjiri oleh massa rakyat, mulai dari pelajar berumur belasan tahun hingga
pemuda dewasa, semua siap untuk menghadapi segala kemungkinan. Massa terus
mengalir hingga memadati halaman hotel serta halaman gedung yang berdampingan
penuh massa dengan luapan amarah. Agak ke belakang halaman hotel, beberapa tentara
Jepang tampak berjaga-jaga.
Pemuda 1 : Hei
tentara laknat, untuk apa kau datang ke mari lagi?
Tentara
1 : Hahaha bukan urusan kalian.
Pemuda
2 : Kalau ingin menjajah, sebaiknya urungkan niatmu itu.
Pemuda
1 : Lalu untuk apa kau pasang bendera
itu? Ato kita robek
Tentara 2 : (mengeluarkan pistol) kalian semua jangan macam-macam? Atau Aku bunuh kalian semua !!!
(dengan was-was
Mereka pun mundur selangkah demi selangkah, kemudian muncullah residen Sudirman
dikawal oleh Sidik dan haryono)
Tentara 1 :
Anda tidak boleh masuk!!!
Sudirman : aku datang dengan maksud baik ingin
berbicara dengan pimpinanmu, pertemukan aku dengannya.
Tentara 2 : Baiklah tunggu sebentar.
(Tentara itupun
masuk menemui pimpinannya yaitu ploegman )
Tentara 1 :
Tuan ada yang ingin menemui anda
Ploegman :
Siapa?
Tentara 2 :
Sudirman dan kawan – kawannya,
Ploegman :
Baiklah, Izinkan mereka masuk
( tentara pun
keluar untuk memberitahu sudirman )
Sudirman
beserta Hariyono dan Sidikpun masuk.
Ploegman : Ada
apa Sudirman kau ingin menemuiku
Sudirman : Ploegman, kuminta kau turunkan Bendera
Belanda itu, Hariyono : Iya, benar! Bendera itu, tak dapat persetujuan oleh Pemerintah RI Daerah Surabaya!”
Ploegman : Huuh, terserah kami, mau memasangnya atau tidak, kami tidak perlu izin dari siapapun?
Sidik : Tentu saja perlu! Jika kau tak menurunkan bendera itu, kita para pemuda yang akan sendiri menurunkannya dan kalau bisa juga kita robek!”
Hariyono : Benar. Cepat turunkan bendera itu, atau kita robek sekalian bendera bodoh itu!
Ploegman : Apa kau bilang? (menarik kerah baju Hariyono) Bendera bobrok? Justru Sang Saka Merah Putihmu yang terus berkibar itu bendera bodoh!
Sidik : Kau telah menghina kedaulatan bangsa Indonesia
Sudirman : Dan kau juga melecehkan gerakan pengibaran bendera merah-putih yang sekarang sedang berlangsung!
Ploegman. : Siapa yang kau anggap menghina dan melecehkan? Tentara Sekutu telah menang perang, dan karena Belanda adalah anggota Sekutu, maka sekarang Pemerintah Belanda berhak menegakkan kembali pemerintahan Hindia Belanda. Republik Indonesia? Itu tidak kami akui.
Hariyono
: Tentu saja kau, para penjajah!”
(menunjuk tangan ke Ploegman dan kawannya)
Ploegman : (sambil mengacungkan pistol) Lebih baik
kalian semua Keluar dan biarkan bendera itu tetap berkibar
Melihat gelagat tidak menguntungkan itu, pemuda
Sidik dan Hariyono yang mendampingi Sudirman mengambil langkah taktis. Sidik
menendang revolver dari tangan Ploegman. Revolver itu terpental dan meletus
tanpa mengenai siapapun.
Hariyono : Jendral Sudirman mari kita keluar!! Keadaan
mulai tidak terkendali.
Hariyono
segera membawa Sudirman ke luar, sementara Sidik terus bergulat dengan Ploegman
dan mencekiknya hingga tewas. Beberapa tentara Belanda menyerobot masuk karena
mendengar letusan pistol, dan sambil mengacungkan pistol ke arah Sidik.
Tentara 2 : (datang karena mendengar letusan pistol Ploegman) “Ada apa ini?”
Tentara 1 : “Ploegman …”
Tentara 2 : “Sidik, kau telah mencekik Ploegman. Tewaslah kau!”
(mengeluarkan pistol dan langsung meletuskannya
ke arah Sidik, Sidik pun tewas)Tentara 2 : (datang karena mendengar letusan pistol Ploegman) “Ada apa ini?”
Tentara 1 : “Ploegman …”
Tentara 2 : “Sidik, kau telah mencekik Ploegman. Tewaslah kau!”
Hariyono : “Lebih baik, kita segera ke atas!”
Sudirman yang mulanya bersama Hariyono terlibat dalam pemanjatan tiang bendera bersama Kusno Wibowo. Di luar hotel, para pemuda Surabaya yang mengetahui gagalnya perundingan tersebut langsung mendobrak masuk untuk ke dalam Hotel Yamato.
Rakyat : Kita ingin masuk!
Pemuda 1 : Kita akan turunkan bendera itu!
Pemuda 2 : Jika kami tidak bisa masuk, kita akan dobrak paksa!
Tentara 1 : Tidak bisa!
Pemuda 1 : Kalau begitu, kita akan dobrak masuk!
Tentara 1 : Jika kalian memaksa masuk, banyak sekali tentara kami yang akan Manahan kalian!”
Tentara 2 : Jadi, apa yang kalian lakukan semuanya percuma!
Pemuda 1 : Heh, lihat! Itu Residen Sudirman!
Pemuda 2 : Iya, itu Residen Sudirman dengan Hariyono ! mereka akan menurunkan bendera kalian!
Tentara 2 : Benar. Panggil pasukan untuk ke puncak Hotel!
Sementara yang terjadi di puncak Hotel Yamato …
Hariyono : Walau panas, merah putih harus tetap dikibarkan!
Sudirman : Walau dingin sekalipun, merah putih tetap harus berkibar!
Hariyono : Turunlah kau bendera bodoh (menurunkan bendera belanda yang berkibar)
Sudirman : Merdeka! (merobek bagian biru dan menggereknya kembali)
Haryono dan Sudirman : Merah putih harus tetap berkibar!
Semuanya : “MERDEKA! MERDEKA!” (mengangkat tangan)
Peristiwa heroik yang terjadi di Hotel Yamato itu antara lain menandai satu peristiwa besar dari tiga peristiwa lainnya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI di Surabaya.
Dramanya sangat bagus, kak
BalasHapusAnjày
BalasHapusBapa Lo anjay
HapusMang boleh wong Kono Kun lurd
BalasHapus